Kamis, 05 Desember 2013

Zaman batu tua (paleolitikum)

Zaman batu tua atau disebut juga dengan istilah paleolitikum diperkirakan berlangsung selama 600.000 tahun.  Selama kurun waktu tersebut, manusia purba pada zaman batu tua hanya menggunakan alat-alat yang paling dekat dengan lingkungan hidup mereka seperti kayu, bambu, dan batu. Mereka menggunakan batu yang masih kasar untuk berburu binatang. Pada saat itu, batu juga berfungsi sebagai kapak yang digenggam untuk memotong kayu atau membunuh binatang buruan.

Kehidupan manusia purba pada zaman batu tua masih bersifat nomaden atau berpindah-pindah tempat dari satu tempat ke tempat yang lain. Perpindahan mereka tergantung kepada daya dukung alam berupa tersedianya bahan makanan terutama binatang buruan. Apabila binatang buruan dan bahan makanan yang diambil dari hutan sudah habis, maka mereka akan mencari dan berpindah ke tempat yang lebih subur. Begitu seterusnya, kehidupan manusia purba pada zaman batu tua mempunyai pola nomaden atau berpindah-pindah tempat secara kontinyu sesuai dengan kondisi alam.

Jadi kesimpulannya, inti kegiatan hidup sehari-hari manusia purba zaman batu tua adalah mengumpulkan bahan makanan dari alam untuk dikonsumsi pada saat itu juga. Kegiatan yang seperti itu disebut dengan peradaban food gathering atau pengumpul makanan tahap awal.

Benda-benda yang diperkirakan berasal dari zaman batu tua banyak ditemukan di Pacitan dan Ngandong, Jawa Timur sehingga para arkeolog sepakat membedakan temuan benda-benda prasejarah di kedua tempat itu sebagai kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong. Ciri utama kebudayaan Pacitan adalah alat-alat dari batu yang berfungsi sebagai kapak dan berbentuk tidak bertangkai atau kapak genggam. Kapak tersebut juga berfungsi sebagai chopper atau alat penetak. Alat-alat tersebut diperkirakan milik manusia jenis Pithecanthropus Erectus. Adapun kebudayaan Ngandong menghasilkan alat-alat yang terbuat dari tulang binatang dan kapak genggam dari batu. Alat dari tulang diperkirakan digunakan untuk menggali ubi-ubian dari dalam tanah serta untuk menangkap ikan.



  • Zaman Paleolitikum
Zaman paleolotikum berarti zaman batu tua. Zaman ini ditandai dengan penggunaan perkakas yang bentuknya sangat sederhana dan primitif.Ciri – ciri kehidupan manusia pada zaman paleolotikum yaitu hidup berkelompok ( tinggal disekitar aliran sungai,gua atau di atas pohon ) dan mengandalkan makanan dari alam dengan cara mengumpulkan ( food gathering ) serta berburu.Oleh karena itu,manusia purba selalu berpindah – pindah dari satu tempat ke tempat yang lain ( nomaden ).Jenis manusia purba Indonesia yang hidup pada zaman ini antara lain Pithecanthropus erectus,pithecantropus robustus dan Meganthropus palaeojavanicus.Selanjutnya hidup berbagai jenis homo ( manusia ) diantaranya Homo soloensis dan Homo wajakensis.


Temuan-temuan yang dilakukan oleh Von Koenigswald dan Weidenreich memperlihatkan bahwa makhluk yang hidup pada lapisan plestosen bawah tidak meninggalkan bekas-bekas tertentu, yang menunjukkan perkembangan kebudayaan yang dianut makhluk tersebut. Akan tetapi, penemuan pada lapisan plestosen tengah menunjukkan bahwa telah ada kebudayaan. Penemuan tersebut terdapat di daerah Gunung Pacitan, ketika pada tahun 1935 Von Keonigswald menemukan sejumlah alat-alat batu antara lain seperti kapak perimbas, kapak penetak, kapak genggam, pahat genggam, dan alat serpih.

Temuan alat-alat batu tersebut tidak hanya di Pacitan, tetapi juga di Parigi dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), Lahat (Sumatera Selatan), Kalianda (Lampung), Cabbenge (Sulawesi Selatan), dan Awangbangkal (Kalimantan Selatan).
Zaman Batu Paleolitikum (Zaman Batu Tua)
Di Ngandong ditemukan alat-alat yang terbuat dari tulang, seperti belati yang digunakan untuk mengorek dan ujung tombak bergerigi yang digunakan untuk menangkap ikan. Alat-alat lainnya ditemukan di Sangiran yang merupakan bagian kebudayaan Ngandong ialah alat serpih, sejenis perkakas kecil terbuat dari batu yang dipergunakan untuk menyerpih. Temuan alat ini berasal dari lapisan plestosen atas. Kebudayaan Pacitan dan Ngandong memperlihatkan penggunaan alat-alat batu yang masih sederhana. Periode ini sering juga dinamakan dengan zaman paleolitikum atau zaman batu tua karena menggunakan peralatan batu yang teknologinya masih sederhana.

Dari alat-alat yang ditemukan nampak bahwa pada masa tersebut kehidupan masih berpindah-pindah (nomaden). Kehidupan mereka sangat bergantung pada kondisi alam dan memenuhi kebutuhan hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan. Mereka bertempat tinggal di daerah padang rumput di dekat sungai atau danau. Sebab di sinilah binatang buruan mereka seperti kuda, badak, kerbau, banteng, rusa, dan monyet dapat ditemukan. Perburuan dilakukan oleh kelompok kecil dan hasilnya dibagi bersama-sama.


1. Zaman batu tua (palaeolithicum)
Pada zaman ini memiliki ciri-ciri khusus, yaitu:

  • Peralatan terbuat dari batu atau tulang yang masih kasar.
  • Jenis alat yang dipergunakan adalah kapak genggam, kapak perimbas dan alat serpih.
  • Manusia hidup mencari makan dengan meramu dan berburu.
  • Bertempat tinggal secara nomaden (berpindah-pindah).
  • Belum mengenal seni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar